sejak facebook booming, blog sederhana ini terabaikan sekian lama, padahal ketika pertama kali ku create sudah kuikrarkan di ruang kecil ini impianku menjadi penulis akan kupersiapkan. Dibanding dengan jejaring sosil facebook, blog ini memang kelihatan kurang menarik, tak banyak hal bisa dilakukan disini. Dengan kemampuan yang pas-pasan desainnya pun hanya standar saja. beruntung hari ini kesibukan tidak terlalu mencengkeramku seperti biasanya, iseng-iseng kuteringat lagi blog yang terlantarkan ini, beruntung ini tidak sama dengan sawah, andaikan ini sawah pasti sudah berubah menjadi ladang ilalang.
Setiap hari seperti serba otomatis, setiap laptop miniku sudah terhubung dengan sinyal speedy, hal pertama yang kulakukan adalah update status dan membalas komentar-komentar di akun facebook milikku. Rupanya aspek publisitas sangat dominan dalam diri kita atau mungkin juga hal itu sama pada diri semua orang. Dan aspek itulah yang tidak kumiliki di blog ini, blog ini tidak sedinamis facebook bahkan bisa kupastikan belum seorang pun bernah berkunjung ke account pribadiku ini.
Luar biasa memang digdaya teknologi informasi sekarang, dan semakin kita sadari betapa kita tak berdaya, kita atau untuk tidak menjeneralsir saya akan menyebut diri saya sendiri disatu sisi sudah sangat terperdaya, beberapa orang memang mampu memperlakukan teknologi ini sangat positif, ada yang menjadikanya sarana promosi bisnis, sebagian besar menikmati kemudahan komunikasi nya dengan sangat efektif, sebagian menggunakan sebagai media pencitraan yang lebih ekonomis, dan ada juga yang menggunaka media ini sebagai tempat aktualisasi diri.
Untuk poin yang terakhir ini, kalau saya tidak salah memahami, Suhunan Situmorang adalah salah satu diantaranya. Lelaki paruh baya yang selalu kusapa amanguda ini sangat menyedot pikiranku beberapa bulan belakangan ini. Lelaki yang berprofesi advokat dan tinggal di Jakarta ini punya selera sastra yang luar biasa. Setelah beberapa lama menikmati karya-karya sastranya di account fb miliknya, nyaliku belum juga cukup bahkan untuk sekedar memberi komentar mengikuti puluhan orang yang setiap hari bagai mengantri BBM membuntuti semua tulisannya, semua ada disana mulai dari para penikmat sastra, kritikus, sampai para penggiat agama dan sosial. komentar-komentar mereka mengalir indah bagai anak sungai menuju satu muara pencerahan sosial. sempat juga aku terpikir untuk mengkofi seluruh tulisannya, bukan untuk plagiat tentunya tetapi murni untuk mendalami jiwa saatranya, alur berfikirnya dan cara bertuturnya yang rapi.
beberapa detik yang lalu, ketika jari-jariku sedang menari diatas keyboard menuliskan semua ini, sempat juga terlintas di benakku "sebegitu pecundangkah aku, sehingga aku tak berani memulainya di media yang terbuka itu" dan "mesti bersembunyi di kamar kecil tak berpenghuni ini?". biarkan saja lah, yang pasti jiwanya telah menggerakkanku untuk memulainya dari bilik sederhana dan terlantar ini, Margaku Situmorang, semoga darah para pujangga di klanku seperti Nahum Situmorang, Sitor Situmorang dan Suhunan Situmorang ada juga dalam darahku.
mulai hari ini akan kuhiasi kembali, blog sederhana ini dan tak akan kubiarkan dia terlantar...
Jumat, 09 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar